Menurut saya, makanan Sichuan bercita-rasa pedas dan berminyak. Awalnya ga cocok tapi makin lama jadi ngangenin. Ada sejumlah makanan khas Sichuan yang saya sukai, beberapa di antaranya adalah:
Cita rasa hotpot ini beneran tawar, diberi sedikit jamur, baunya khas dan bisa diminum.
Gue lebih cocok dengan hotpt ini karena kering, tapi tetap ada minyaknya. Rasanya enak, gurih, asin, dan pedas. Isinya ada daging, kentang rebus, jagung, sayur-mayur dan bombay itu selalu ada.
Kuah mala ini dicocol aja kerasa pedas kebasnya. Gue pribadi ga rekomen untuk diminum karena terlalu berminyak.
串串 di sini kan diartikan seperti satai ya! Tapi di Tiongkok, satainya itu ga hanya daging tapi juga sayuran. Semua bisa disataiin, terus uniknya cara masaknya direndam di kuah 火锅 gitu, dan kita bisa racik sendiri di mangkok bumbu yang kita suka, yang pasti harus pake minyak, terus campur wijen, saos ini itu, jadi cara makannya setelah direbus matang langsung diangkat pake sumpit dicocol aja di mangkok langsung lahap, kenikmatan yang luar biasa!
Sejauh ini, kalo yang aku lihat orang-orang ga menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Mereka kadang makan mie, maka nasi di sana itu murah banget, mungkin karna sedikit peminat atau tidak dijadikan pangan pokok. Jadi nasi dihargai RMB1 (Rp2.000) doang. Bahkan beberapa restoran kalo refill nasi selalu gratis, ga kayak di Indonesia yang harganya bervariasi dari Rp5.000, kadang bisa sampe Rp8.000 atau lebih. :)
Kebiasaan atau budaya masyarakat Tiongkok kalo traktir, makanan kita sebagai orang yang ditraktir harus disisain. Karena kalo ludes habis, mereka akan terus mesan. Makanan yang habis membuat mereka cenderung merasa traktirannya kurang. Makanan justru harus disisain sebagai pertanda kita sebagai yang ditraktir puas. Kalo di Indonesia, menyisakan makanan kan mubazir!
DISCLAIMER:
Konten artikel ini memuat opini yang bersifat subjektif berdasarkan kesan dan pengalaman langsung dari kontributor. Oleh karena itu, tulisan ini tidak untuk dijadikan sebagai referensi (acuan) yang valid.